Jumat, 22 Juli 2011

Cinta dengan rasa Syukur,..

Dalam suatu kehidupan banyak cerita yang tertoreh dalam ingatan, tentang masa kecil kita,tentang teman teman kita, bahkan bagaimana kita mencoba mengingat kembali kenakalan kenakalan kecil saat bermain dulu, tapa orang tua kita tahu.
Pernahkah kita membayangkan bahwa kita memiliki cerita indah itu, pernahkah sejenak kita merasa cerita lucu itu membantu kita membangun kwalitas hidup kita sakarang.
satu dari beberapa sahabat masa lalu kita tlah menata hidup jauh dari pandangan kita, akan kita temui betapa kita dulu mengenalnya.
Dan akan berbeda dengan sahabat kita yang lain dimana mereka tak henti hentinya bangkit dari kesalahan lampau. sekarang giliran kita membuka hati membuka diri untuk berhenti menyatakan " Cukup ini saja yang kita jalani,tanpa ada perbaikan hidup."
Salah satu hal yang seharusnya kita simpan rapat dalam hati, ialah CINTA kita pada Maha pencipta kita, DIA yang senantiasa memberikan petunjuk bagaimana kita bisa meraih hidup bahagia tanpa ada beban dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur.
Sesekali kita coba buka jendela mata dan hati kita, betapa kebahagiaan hidup itu berlimpah, bahkan rasa Syukur yang kita rasa merupakan kebahagiaan termudah yang mampu kita dapatkan.CINTANYA pada kita tak mematikan logika, tak menghentikan detak jantung kita, dan yang terpenting mampu mengawali kita meraih cinta lainnya, dengan rasa syukur

Selasa, 19 Juli 2011

Kutitip surat ini untukmu

Surat ibu kepada putranya

” Orang tua pintu surga yang di tengah, sekiranya engkau mau,
sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!”
(HR.Ahmad).

Kutitip surat ini,anakku!
Nanda yang kusayangi, di bumi Allah ta’ala....

Segala puji ibu panjatkan ke hadirat Allah yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepadaNya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya, Amiin....

Wahai Anakku,
Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirudung selalu dirudung sengsara...setelah berpikir panjang ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali goresan tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikan air mata setiap itu pula hati terluka,....
Wahai anakku,
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi lelaki dewasa, lelaki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hatiku dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku,
25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahaun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu saat ketika dokter datang sampaikan tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti dari kalimat tersebut. Bercampur rasa bahagia dan gembira sebagaimana ia adalah awal mula perubahan fisik dan emosi. Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 Bulan, tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.
Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan tendangan kakimu atau geliat badanmu dalam perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasa sakit yang tak tertahankan dan rasa takut yang tak bisa dilukiskan.
Sakit ini terus berlanjut sehingga membuatku tak lagi dapat menangis, sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau ke dunia...
Engkaupun lahir... tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan senantiasa menetes dalam keharuan dan kebahagiaan. Dengan itu semua, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya rasa sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.
Wahai anakku.... telah berlalu tahun dari usiamu. Aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu, berlebih demi kebahagiaanmu.
Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyummu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu,...itulah kebahagiaanku.
Kemudian, berlalulah waktu hari berganti hari bulan dan tahun berganti. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tak pernah meqngenal lelah serta mendoakanmu selalu kebaikan dan taufik untukmu. Aku selalu memperhatikan dirimu demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis telah menghiasi wajahmu, menambah ketampaananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kanan dan kiri demi mencari pasangan hidupmu.
Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. Saat itu pula hatiku mulai merasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.
Waktupun berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat, kiranya setelah perkawinan itu aku tak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dalam kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini jadi buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening dan dalam, bersama dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.
Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menenti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku menyangka bahwa bahwa engkaulah orang yang datang itu, setiap jali telepon berdering aku merasakan bahwa engkau yang menelepon, setiap suara kendaraan lewat alu merasa bahwa engkaulah yang datang.
Akan tetapi, semua itu tidak ada, penentianku sia-sia, dan harapanku hancur berkeping keping, yang ada hanya keputusasaan, yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangis diri dan nasib ysng memang telah ditakdirkan olehNya.
Anakku,... ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu, jadikan ibumu yang malang ini sebagai pembantumu dirumah, agar senantiasa dapat menatap wajahmu, agar ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.
Yang ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat pula sesekali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik., jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, ataupun sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.
Anakku, telah bungkuk pula punggungku, bergetar tanganku, karena badanku telah makan oleh usia dan digerogoti oleh usia dan digerogoti oleh penyakit... berdiri seharusnya dibopoh, sekalipun begitu cintaku padamu masih seperti dulu.... masih seperti lautan yang tak pernah kering, masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.
Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya demi kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu... mana balas budimu nak? Mana balasan baikmu?! Bukankan air susu dibalas dengan air susu pula?! Akan tetapi nak, engkau balas dengan tuba?! Bukankah Allah Ta’ala berfirman:

” Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!”
(QS Ar-Rahman 55: 60)




Armen Halim Naro, Pekan Baru

Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Pendidikan Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Dini

A. PENDAHULUAN
Latar belakang
Bahasa dianggap unsur penting untuk berbicara dan berkomunikasi, rasa memiliki dan menggunakan bahasa adalah kebanggaan, bahkan bisa jadi identitas diri kita. Terlebih kita sebagai warga negara RI yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia diatas beragam bahasa daerah. Tentunya tidak mudah sama diatas perbedaan, namun semua itu dapat teratasi karena adanya banyak hal yang mengatur keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, seperti salah satu isi sumpah pemuda dan tercantum dalam UUD’45 pasal 36.
Aturan dan sejarah bangsa telah banyak menjadi acuan atas pentingnya bahasa Indonesia. Namun bagaimana keadaan bahasa Indonesia dalam menghadapi waktu masa depan? Apakah bahasa Indonesia akan mempu berjalan seiring dengan perkembangan zaman dan di tengah pesaingan pengaruh bahasa lain.
Bila memang bahasa dinilai sebagai salah satu cara sukses memperlancar komunikasi, namun bagaimana jika bahasa yang kita kuasai dinilai tidak sesuai dengan kaidah dan aturan yang ada. Semua itu terjadi karena kemunculan bahasa gaul. Bahasa gaul adalah bahasa prokem alias hanya digunakan untuk komunitas tertentu saja yaitu kaum Gay atau kalangan waria yang kemudian dijadikan bahasa sehari-hari dikota metropolitan terutama para remajanya atau ABG (Anak Baru Gede), namun banyak juga anak-anak usia dini menggunakannya dalam berkomunikasi sehari-hari, ini karena perkembangan media cetak dan media elektronik yang banyak berkiblat pada kota Jakarta, kota yang banyak sekali menggunakan bahasa ABG ini. Sebagai orang tua dan masyarakat tentunya kita merasa bahwa bahasa indonesia tidak bisa digantikan dengan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah yang ada, walaupun itu hanya bahasa yang digunakan dalam keadaaan yang tidak formal. Dengan adanya kepedulian masyarakat terhadap bahasa indonesia maka penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai karena cenderung menggunakan bahasa gaul ini akan mudah untuk dicegah terutama pada anak usia dini tentunya dengan berbagai cara yang efektif.

1
B. PERMASALAHAN
Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap perkembangan pendidikan bahasa Indonesia pada anak usia dini mengacu pada permasalahan:
1. Bagaimana bila bahasa gaul mempunyai pengaruh besar dalam pendidikan pengajaran bahasa Indonesia terutama pada anak usia dini (0-8 tahun)
2. Bagaimana peranan penting lingkungan (orang tua, masyarakat) dalam memberikan pendidikan kepada anak usia dini

C. PEMBAHASAN
i. Munculnya Bahasa Gaul Dan Pengaruhnya
Di Jakarta suasana bahasa gaul telah menjadi bahasa sehari-hari hampir seluruh ibikota, diluar kotapun seperti di Surabaya bahasa telah menjamur dikalangan remajanya. Pertama kali di perkenalkan pada tahun 1980an walaupun hanya beberapa kata saja sampai pada Sahertian (Selebriti) membuat kamus bahasa gaul. Bahasa ABG ini sungguh berbeda dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu syarat bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang mengukuti kaidah yang dibakukan atau dianggap baku atau pemanfaatan ragam yang tepat serta serasi. Bahasa ragam ini cenderung bersifat santai, singkat, lincah serta kreatif sehingga dinilai tidak terlalu kaku kata-kata yang digunakan cenderung pendek mungkin inilah alasan yang membuat para remaja menggunakannya. Bahasa yang dinilai sangat kosmopolitan ini menyebutkan bahwa semua ini merupakan ragam dielek orang-orang Jakarta. Itu semua terjadi karena gencarnya siaran televisi yang sebagian besar tema dan latarnya adalah Jakarta.

ii. Pandangan Masyarakat Terhadap Bahasa Indonesia
Pemberian mata pelajaran bahasa Indonesia telah diberikan mulai usia dini sampai sekolah menengah umum, sehingga mudah bagi anak-anak mempelajarinya terlebih digunakan dalam berberbicara sehari-hari. Fakta inipun dinilai pula oleh para pendidik yaitu para guru kelas
2
bukan hanya guru mata pelajaran bahasa Indonesia saja yang
berkewajiban memberikan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai kaidah. Untuk itu guru, perlu menguasai bahasa ini agar bisa memilih seberapa banyak komponen yang perlu diperkenankan kepada siswa sehingga tidak bertentangan dengan tujuan belajar bahasa Indonesia menurut kurikulum. Jika pengajaran bahasa ini tidak mendapat restu dari kurikulum, guru perlu menemukan kiat tersendiri untuk memperkenalkan pada siswanya.
Para orang tua juga masyarakat tentunya berkewajiban memberikan dan membenarkan tatanan bahasa yang salah, bahasa gaul yang tidak biasa digunakan dalam suasana formal atau resmi. Lingkungan keluarga sangat memberikan arti yang sangat besar dalam pemerolehan bahasa yang sesuai kaidah. menurut angket yang telah penulis sebarkan kepada beberapa orang tua yang memiliki anak usia dini (0-8 tahun), sengaja sasaran merupakan anak usia dini pemerolehan bahasa yang kurang sesuai bisa dicegah melihat dari cara yang diberikan para orang tua dalam mengawasainya.
Salah satu contoh angket yang telah disebarkan
(terlampir)

iii. Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Dini
Seorang anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan seorang anak seharusnya diajarkan berpikir kritis terutama dalam berbahasa dan berkomunikasi. Sebagai orang tua harus mampu mendorong dan menumbuhkannya misalanya saja seorang anak harus mampu menganalisis dan memahami fenomena yang terjadi disekitarnya begitupun dengan orang tua, sehingga si anak mampu menyaring informasi terutama dalam hal menggunakan bahasa yang sesuai (bahasa yang baik dan benar) yang dikumpulkan untuk mencari titik apa yang harus ia ucapkan.
Kemampuan berkomunikasi memang dinilai sangatlah penting, untuk itu ini bisa dijadikan alternative suatu pembelajaran bahasa Indonesia yang
3
baik dan benar, semua itu tentu harus dilatih sejak anak berusia dini. Tidak
terlepas dari itu orang tua harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam berbahasa agar bisa menstimulus si anak mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya, atau orang –orang terdekatnya.


D. PENUTUP
Kesimpulan
Memang bahasa gaul sangatlah besar pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia, namun tetap saja kurang tepat diajarkan secara cuma-cuma terutama pada anak-anak usia dini, karena mereka memiliki pemikiran yang cenderung meniru besar kemungkinan jika mereka menguasai bahasa gaul lebih dari bahasa Indonesia yang sesuai kaidah akan berdampak besar dalam menguasaan bahasanya saat dewasa nanti. Namun ada juga beberapa orang tua maupun tenaga pendidik menjelaskan nilai positif dari bahasa gaul dengan menguasai bahasa gaul maka kita akan bisa memberikan suatu cara dan membenarkan anak-anak dari kesalahannya berbahasa Indonesia yang tidak sesuai ketentuan, sehingga menguasaan bahasa gaul semata-mata hanya untuk dijadikan bahan pembanding dan acuan dari bentuk dan kaidah bahasa Indonesia yang dinilai kurang sesuai.

Saran
Anak usia dini yang cenderung meniru akan berdampak berbeda ketika kita sebagai orang yang didekatnya tidak merespon bersikap positif terhadap tindakan-tindakan kita sebagai orang yang ditiru. dengan kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar besar kemungkinan anak-anak didekat kita bersikap dan berucap sama seperti yang kita lakukan. Walaupun perkembangan media khususnya televisi masih tetap akan memberikan pengaruh yang besar, bila ada pengawasan benar dan tepat dari orang tuanya maka semua akan berjalan baik-baik saja.



4
DAFTAR PUSTAKA

www.ialf.edu/bipa/marc 2002/bahasaabg.html.
Fananie Anwar,A. 2001, Pendidikan Pada Anak Usia Dini, SIC, Surabaya.

Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Perkembangan Pendidikan Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Dini

A. PENDAHULUAN
Latar belakang
Bahasa dianggap unsur penting untuk berbicara dan berkomunikasi, rasa memiliki dan menggunakan bahasa adalah kebanggaan, bahkan bisa jadi identitas diri kita. Terlebih kita sebagai warga negara RI yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia diatas beragam bahasa daerah. Tentunya tidak mudah sama diatas perbedaan, namun semua itu dapat teratasi karena adanya banyak hal yang mengatur keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, seperti salah satu isi sumpah pemuda dan tercantum dalam UUD’45 pasal 36.
Aturan dan sejarah bangsa telah banyak menjadi acuan atas pentingnya bahasa Indonesia. Namun bagaimana keadaan bahasa Indonesia dalam menghadapi waktu masa depan? Apakah bahasa Indonesia akan mempu berjalan seiring dengan perkembangan zaman dan di tengah pesaingan pengaruh bahasa lain.
Bila memang bahasa dinilai sebagai salah satu cara sukses memperlancar komunikasi, namun bagaimana jika bahasa yang kita kuasai dinilai tidak sesuai dengan kaidah dan aturan yang ada. Semua itu terjadi karena kemunculan bahasa gaul. Bahasa gaul adalah bahasa prokem alias hanya digunakan untuk komunitas tertentu saja yaitu kaum Gay atau kalangan waria yang kemudian dijadikan bahasa sehari-hari dikota metropolitan terutama para remajanya atau ABG (Anak Baru Gede), namun banyak juga anak-anak usia dini menggunakannya dalam berkomunikasi sehari-hari, ini karena perkembangan media cetak dan media elektronik yang banyak berkiblat pada kota Jakarta, kota yang banyak sekali menggunakan bahasa ABG ini. Sebagai orang tua dan masyarakat tentunya kita merasa bahwa bahasa indonesia tidak bisa digantikan dengan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah yang ada, walaupun itu hanya bahasa yang digunakan dalam keadaaan yang tidak formal. Dengan adanya kepedulian masyarakat terhadap bahasa indonesia maka penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai karena cenderung menggunakan bahasa gaul ini akan mudah untuk dicegah terutama pada anak usia dini tentunya dengan berbagai cara yang efektif.

1
B. PERMASALAHAN
Pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap perkembangan pendidikan bahasa Indonesia pada anak usia dini mengacu pada permasalahan:
1. Bagaimana bila bahasa gaul mempunyai pengaruh besar dalam pendidikan pengajaran bahasa Indonesia terutama pada anak usia dini (0-8 tahun)
2. Bagaimana peranan penting lingkungan (orang tua, masyarakat) dalam memberikan pendidikan kepada anak usia dini

C. PEMBAHASAN
i. Munculnya Bahasa Gaul Dan Pengaruhnya
Di Jakarta suasana bahasa gaul telah menjadi bahasa sehari-hari hampir seluruh ibikota, diluar kotapun seperti di Surabaya bahasa telah menjamur dikalangan remajanya. Pertama kali di perkenalkan pada tahun 1980an walaupun hanya beberapa kata saja sampai pada Sahertian (Selebriti) membuat kamus bahasa gaul. Bahasa ABG ini sungguh berbeda dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu syarat bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang mengukuti kaidah yang dibakukan atau dianggap baku atau pemanfaatan ragam yang tepat serta serasi. Bahasa ragam ini cenderung bersifat santai, singkat, lincah serta kreatif sehingga dinilai tidak terlalu kaku kata-kata yang digunakan cenderung pendek mungkin inilah alasan yang membuat para remaja menggunakannya. Bahasa yang dinilai sangat kosmopolitan ini menyebutkan bahwa semua ini merupakan ragam dielek orang-orang Jakarta. Itu semua terjadi karena gencarnya siaran televisi yang sebagian besar tema dan latarnya adalah Jakarta.

ii. Pandangan Masyarakat Terhadap Bahasa Indonesia
Pemberian mata pelajaran bahasa Indonesia telah diberikan mulai usia dini sampai sekolah menengah umum, sehingga mudah bagi anak-anak mempelajarinya terlebih digunakan dalam berberbicara sehari-hari. Fakta inipun dinilai pula oleh para pendidik yaitu para guru kelas
2
bukan hanya guru mata pelajaran bahasa Indonesia saja yang
berkewajiban memberikan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai kaidah. Untuk itu guru, perlu menguasai bahasa ini agar bisa memilih seberapa banyak komponen yang perlu diperkenankan kepada siswa sehingga tidak bertentangan dengan tujuan belajar bahasa Indonesia menurut kurikulum. Jika pengajaran bahasa ini tidak mendapat restu dari kurikulum, guru perlu menemukan kiat tersendiri untuk memperkenalkan pada siswanya.
Para orang tua juga masyarakat tentunya berkewajiban memberikan dan membenarkan tatanan bahasa yang salah, bahasa gaul yang tidak biasa digunakan dalam suasana formal atau resmi. Lingkungan keluarga sangat memberikan arti yang sangat besar dalam pemerolehan bahasa yang sesuai kaidah. menurut angket yang telah penulis sebarkan kepada beberapa orang tua yang memiliki anak usia dini (0-8 tahun), sengaja sasaran merupakan anak usia dini pemerolehan bahasa yang kurang sesuai bisa dicegah melihat dari cara yang diberikan para orang tua dalam mengawasainya.
Salah satu contoh angket yang telah disebarkan
(terlampir)

iii. Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Dini
Seorang anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan seorang anak seharusnya diajarkan berpikir kritis terutama dalam berbahasa dan berkomunikasi. Sebagai orang tua harus mampu mendorong dan menumbuhkannya misalanya saja seorang anak harus mampu menganalisis dan memahami fenomena yang terjadi disekitarnya begitupun dengan orang tua, sehingga si anak mampu menyaring informasi terutama dalam hal menggunakan bahasa yang sesuai (bahasa yang baik dan benar) yang dikumpulkan untuk mencari titik apa yang harus ia ucapkan.
Kemampuan berkomunikasi memang dinilai sangatlah penting, untuk itu ini bisa dijadikan alternative suatu pembelajaran bahasa Indonesia yang
3
baik dan benar, semua itu tentu harus dilatih sejak anak berusia dini. Tidak
terlepas dari itu orang tua harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam berbahasa agar bisa menstimulus si anak mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya, atau orang –orang terdekatnya.


D. PENUTUP
Kesimpulan
Memang bahasa gaul sangatlah besar pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia, namun tetap saja kurang tepat diajarkan secara cuma-cuma terutama pada anak-anak usia dini, karena mereka memiliki pemikiran yang cenderung meniru besar kemungkinan jika mereka menguasai bahasa gaul lebih dari bahasa Indonesia yang sesuai kaidah akan berdampak besar dalam menguasaan bahasanya saat dewasa nanti. Namun ada juga beberapa orang tua maupun tenaga pendidik menjelaskan nilai positif dari bahasa gaul dengan menguasai bahasa gaul maka kita akan bisa memberikan suatu cara dan membenarkan anak-anak dari kesalahannya berbahasa Indonesia yang tidak sesuai ketentuan, sehingga menguasaan bahasa gaul semata-mata hanya untuk dijadikan bahan pembanding dan acuan dari bentuk dan kaidah bahasa Indonesia yang dinilai kurang sesuai.

Saran
Anak usia dini yang cenderung meniru akan berdampak berbeda ketika kita sebagai orang yang didekatnya tidak merespon bersikap positif terhadap tindakan-tindakan kita sebagai orang yang ditiru. dengan kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar besar kemungkinan anak-anak didekat kita bersikap dan berucap sama seperti yang kita lakukan. Walaupun perkembangan media khususnya televisi masih tetap akan memberikan pengaruh yang besar, bila ada pengawasan benar dan tepat dari orang tuanya maka semua akan berjalan baik-baik saja.



4
DAFTAR PUSTAKA

www.ialf.edu/bipa/marc 2002/bahasaabg.html.
Fananie Anwar,A. 2001, Pendidikan Pada Anak Usia Dini, SIC, Surabaya.

Peningkatan Kemampuan Membaca Suatu Novel Imaginatif Dengan Menggunakan Strategi Elaborasi (Analogi)

1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu karya sastra merupakan hasil apresiasi seorang pengarang yang memiliki tujuan khusus dalam membuatnya,begitu juga dengan peminat karya sastra khususnya novel. Pembaca karya sastra memiliki alasan tertentu yang salaing berkaitan, selain memperoleh kesenangan/pleasure, karya sastra juga memberikan nilai budaya sekaligus informasi penting yang disampaikan pengarangnya. Nilai budaya yang dimaksud adalah kebudayaan yang berpengaruh pada masyarakat,baik berupa kebiasaan, stratifikasi hingga konflik masyarakat.menbaca karya sastra bukanlah perkara yang sulit apabila mengerti bagaimana strateginya.
Novel merupakan salah satu karya sastra yang banyak diminati masyarakat, ragam novel dari tahun ke tahun sel;ai karena ceritanya yang menarik juga bahasanya yang lugas hingga mudah dicerna oleh pembaca. Gorys Keraf dalam Sudiati (1996:11) mengutarakan bahwa bahasa sebagai lat untuk berekspresi diri,untuk menarik perhatian orang lain,untuk membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk dapat mengungkapkan cita rasa seni. Jelas bahwa nilai suatu bahasa pada novel menjadi salah satu alasan tersendiri mengapa peminat novel bertambah.Namun pembaca novel sastra tentu berbeda dengan pembaca novel biasa karena harus memiliki strategi untuk mengartikan apa maksud dari pengarang dalam karyanya termasuk nilai-nilai yang tersembunyi. Pembaca karya sastra akan memiliki wawasan baru dan nilai positif tersendiri karena kebanyakan para pecinta novel sastra hanya cukup mengerti dan menamatkan novel tersebut tanpa tahu nilai-nilai apa sebenarnya yang terkandung dalam novel itu.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mencoba menggunakan strategi tertentu dalam memahami novel sastra yang cenderung imaginatif/fiksi. Penulis memilih strategi Elaborasi denagn harapan dapat memberikan masukan pada pembaca untuk menggunakan strategi ini dalam mengartikan cerita yang ingin disampaikan pengarang novel tersebut.




2. PERMASALAHAN
Hal yang dapat dijadikan masalah dalam penelitian peningkatan kemampuan membaca suatu novel imaginatif dengan menggunakan strategi elaborasi (Analogi),antara lain:
 Bagaimana cara meningkatkan keterampilan membaca suatu novel imaginatif dengan menggunakan strategi elaborasi (analogi).

3. LANDASAN TEORI
Definisi Mambaca
Membaca salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Dawson dalam Tarigan (1987:1) Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur-tunggal. Membaca adalah sebagai proses menuju pemahaman sebagai produk yang dapat diukur (Hafini dalam makalah strategi belajar mengajar keterampilan berbahasa indonesia) namun ada juga yang mengartikan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan serta dipergunakan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
Tujuan Membaca Novel Imaginatif
Membaca novel sastra membutuhkan pemahaman yang tinggi tidak cukup hanya menamatkannya saja bahkan lebih dari memperoleh kesenangan estetis saja. Masalah orang memahami karya sastra imaginatif lebih sukar dari masalah yang dihadapi waktu membaca karya yang ekspositoris, namun demikian dalam kenyataan jauh lebih banyak dikenal. Orang dapat membaca novel fiksi yang baik tanpa kemampuan mengkritik.tujuan membaca novel imaginatif ini untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita novel sehingga membuat pembaca mengorganisasikan cerita (Tarigan,1987:9).
Strategi Elaborasi
Salah satu strategi dalam belajar dapat memproses cara berpikir seseorang untuk mempengaruhi apa yang dipelajarinya, begitu juga strategi elaborasi yang merupakan strategi menggunaklan informasi baru untuk menambah informasi baru agar lebih bermakna. Dan salah satu komponen elaborasi yaitu menggunakan analogi. Komponen ini mengandung kepentingan dalam belajar karena mempermudah pemahaman dengan cara membandingkan pengetrahuan baru dengan pengetahuan yang sudah diketahui (Reigeluth and Stein,1983b).

4. PEMBAHASAN
Pemahaman Novel Imaginatif
Membaca novel secara kritis dengan tema apapun tergantung pada kemampuan pembaca untuk memahami isi bacaan iti sepenuhnya, mereka tidak dapat mengemukakan apa yang mereka senangi tentang novel yang dibacanya sampai ke bagian yang ada di bawah permukaan yang jelas, dan paradoks yang lebih mengherankan lagi dari npvel ialah membaca ssatra imaginatif itu lebih banyak bersifat hiburan daripada pelajaran.
Ada beberapa kaidah yang patut diketahui supaya dapat membaca karya sastra imaginatif dengan baik yaitu:
a. Adanya kaidah untyuk menemukan argumen-argumen
b. Adanya mengkritik doktrin-doktrin penuilis sehingga pembaca dapar memperoleh persejutuan atau penolakan yang inteligen terhadap pemikiran penulis.
Analisis Penggunaan Analogi
Cara membaca sastra imaginatif ada 3 hal yang perlu diketahui yaitu nagasi, analogi dan eksplorasi.. karya-karya imaginatif mencoba mengkomunikasikan pengalaman itu sendiri, yaitu pengalaman yang diperoleh penulis terhadap pembaca. Analogi yang fungsional adalah sebagai berikut:
• Kita harus mengelompokkan sebuah karya sastra imaginatiof berdasarkan jenisnya. Kita tentu tahu bahwa novel berbeda dengan drama karena itu penulis tak pernah dapat berbicra atas namanya sendiri.
• Kemudian harus bisa menangkap kesatuan karya sastra secra keseluruhan. Setelah dapat mengiktisiarkan plotnya dalam sebuah uraian pendek bukan argumen.
Deskripsi analisis
Penilaian kita terhadap buku ekspositoris terhadap karya ssatra imaginatif terhadap masalah keindahan dan nilai kebenaran. Untuk melengkapi tugas mengkritik itu harus mengobjektifkan reaksi kita terhadap jalan yang mendukung pendapat anda.
Berkata tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang novel yang kita baca itu serta alasannya janagn sampai kita hanya mereaksi apa yang kita sukai dan tidak semakin baik anda melihat secara refleksitif hal-hal yang menyebabkan kepuasan anda membaca sebuah novel maka akan semakain dekat kita mengenal karya imaginatif itu.

5. SIMPULAN
Bisa disimpulkan cara meningkatkan keterampilan membaca suatu novel imaginatif dengan menggunakan strategi elaborasi (analogi) merupakan salah satu cara yang bisa membantu memberikan masukan dalam pembelajaran bahkan sampai pada suatu keyakinan bahwa pembaca novel imaginatif selera yang baik terhadap karya sastra bisa dicapai setiap orang yang mau belajar membaca dengan ketekunan dan strategi yang tepat antara lain dengan analogi.


6. PENUTUP
Demikian makalah yang dibuat oleh penulis dengan judul peningkatan kemampuan membaca suatu novel imaginatif dengan menggunakan strategi elaborasi (Analogi). Peneliti berharap penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat khususnya para pelajar dan mahasiswa denagn pertimbanagn yang ada bahwa membaca suatu karya sastra yaitu novel bukan sekedar sebagai hiburan melainkan pembelajaran atas refeleksi pengarang terhadap pembaca yang diperoleh dari kegiatan sosial masyarakat.




7. DAFTAR PUSTAKA

Sudiati,V.Krestif berbahas menuju keterampilan pragmatik,Yogyakarta: Kanisus,1996.
Tarigan.Membaca sebagai suatu keterampilan membaca, Bandung: Angkasa,1987.
http ://one.indoskripsi.com/click/292/0
http ://pkab.wordpress.com/2003/01/28/petakonsep-sastra/

Disusun oleh: Pheni Cahya Kartika

Senin, 11 Juli 2011

Tanpa,,

Suatu penyesalan yang sangat berharga, adalah kesempatan.
Tanpa sepengetahuanmu, aku memintamu tetap berada disisiku.
Meski, Tak mungkin bila kita akan bersama diatas segala ketidakmungkinan yang mengakar,
Hanya satu inginku, temani aku untuk sekejap mengetahui perasaan apa ini?
Sebab Tak mampu ku namai sendiri.
Ku telah terlanjur memindah segala hati, bersamaan dengan pertemuan hari itu.
Bagaimana aku memintamu untuk tetap seperti saat itu
sampai aku bisa simpulkan apa yang melanda pikiranku dalam kesendirian,
berkali kusadari cerita Ini akan Berlalu,. Meski tak akan mudah untukku.
Aku janji akan rela melepasmu, bila kau dan aku telah namai rasa itu.
Tanpa balasan rasa,
tanpa pelukan dan tanpa Harapan..

Minggu, 03 Juli 2011

Dirimu,.

Dirimu adalah sebuah potet panjang
dalam sebuah pandangan yang singkat,
menemani kelikuan hati untuk mencoba beralih.

Dirimu menggambarkan
betapa nyata sesuatu yang mungkin terjadi
diantara keterlambatan cerita.

Dirimu memanglah sebuah potret sekilas
sehingga mampu menggaris tebal raga kagumku.
dalam hitungan sekejap mata, kau ada.
dan telah membuatku berpikir jauh kedepan dengan arti yang cukup dalam.

Dirimulah yang menyadarkan aku
betapa ini semua adalah cerita kehidupan atas harapan..
namun perlahan padam dengan sebuah keberadaan hati.
ketika waktu membuat pertemuan ini berakhir, maka ini akan selesai.
toreh cerita dalam hati tak pernah membantuku lupakan kharismamu...