Senin, 19 Maret 2012

Profesional itu...

Kata yang satu ini pasti terdengar renyah ditelinga semua orang, hal sederhana tersebut dikarenakan setiap waktu dalam hitungan menit dan jam semua orang sanggup mengatakan hal tentang satu kata ini " Profesional". sekarang yang menjadi pertanyaan, apa arti profesional itu?
beberapa orang berpendapat orang profesional adalah mereka mereka yang sudah punya skill ataupun sesorang dengan academik yang tinggi seperti sudah sarjana, S2, S3/ doktor atau bahkan sudah melalang buana sampai ke luar negeri. hampir semua orang dalam pembicaraannya sehari hari mengatakan hal demikian, beberapa hari yang lalu ada driver salah satu hotel mengatakan dengan lantang " tak usah khawatir dengan bulan ini, ditangannya pasti gaji kita naik, lah kan dia memang orang pinter lulusan S2 luar negeri pula..?! ungkapnya, teman yang lain mengangguk tanpa berkomentar tanda setuju,
dari hal tersebut tentunya kita dapat memetik kesimpulan bahwa orang tinggi ilmu adalah orang profesional.
namun berbeda dengan pendapat lain dalam kategori minoritas, yang mengartikan profesional ialah orang yang dengan maksimal, serta sepenuh hati dalam melaksanakan tugasnya ialah orang yang profesional, dan ingat tak peduli apapun profesinya, saya teringat perkataan Bos saya dalam rapat tempo hari, ia menceritakan pengalamannya sewaktu naik becak di Jogyakarta. dengan nada yang bersemangat  ia menuturkan bahwa beberapa waktu lalu ia dan ibunya naik becak untuk keliling kota, melihat salah satu penumpang seorang yang Sepuh, sang driver becak inipun membantu sang ibu dengan menundukkan injakan kaki penumpang sehingga sangat rendah dan mudah dijangkau oleh kaki ibu. begitu pula sewaktu turun, dalam perjalananpun sang tukang becak itu dengan bahasa plosnya tak sungkan bercerita tentang wisata andalan kota Gudeg.
itu namanya Profesional, tungkas bos saya saat itu.
namun beda dengan apa yang aku pikirkan saat ini, Profesional itu ada dan saya alami ketika berangkat kerja pagi itu,. karena macet selalu terjadi di jam jam yang sama saya memutuskan untuk lewat jalan tikus alias dari kampung ke kampung. bukannya solusi menghindari macet, malahan sama macetnya bahkan lebih macet, stess rasanya pertigaan jalan yang tidak terlalu lebar ditambah jumlah kendaraan mulai truk barang, mobil pribadi, motor sampai becak bahkan penjual sayur berlalu lalang tak jelas, makin berjubel karna tak ada yang mengalah untuk bergantiaan, sewaktu motor saya tak sabar menunggu saya sempatkan berhenti dan mengamati tiga orang bapak bapak yang sedang sarapan dan ngopi di warung, tak lama setelah mereka mengamati situasi itu, mereka berjalan ke arah penyebab kemacetan atau lebih tepatnya parkir motor dadakan karna tak jua jalan. mereka bertindak sigap tak peduli caci maki pemakai jalan saat itu, sambil berpeluh keringat dan menahan cacian mereka berhasil membuat semua berjalan meski pelan, tak lama keadaan jalan jadi cukup lancar. dari hal sederhana tersebut dapat aku ambil kesimpulan, ternyata orang profesional tak cukup hanya pintar akademik, tak cukup hanya ahli di bidangnya. tapi profesional itu bertanggung jawab atas masalah orang lain demi kepentingan umum tanpa bertanya siapa saya? apa urusan saya? dan apa yang saya dapatkan?. ayi'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar