..semenjak pagi ia dampingi aku, bertanya bagaimana kerjaanku ?
aku menjawab " baik saja dan tidak ada masalah". meski itu bohong.
kemudian ia bertanya. bagaimana motorku, apa menyulitkanku saat menggunakannya?
aku menjawab " tidak ada, dan semua seperti biasa" meski itu tak benar.
beberapa menit kemudian kulihat, ia mendekati motorku. sambil tersenyum ia berkata dengan keras padaku, keadaan motor seperti apa tidak membuat punggungmu sakit? ku balas dengan senyum," aku bisa bertahan".
hembusan nafas besarku seakan berkata, lagi lagi aku berbohong. ketidaknyamanan ini membuatku takut mengatakan kabar dukaku.
saat saat aku berangkat, kulihat ia juga bersiap di belakangku. saat aku sibuk dengan tas dan helmku. ia membukakan pagar sambil berkata,"berangkatlah duluan nanti terlambat,biar ku tutup pagarnya". ia membuat mataku berkaca kaca. dalam batin aku bicara.. bukankah aku yang seharusnya melakukan itu, bukankah kau yang seharusnya berangkat lebih dulu.
30 menit perjalananku terhenti waktu kulihat ia dari balik kaca spion. sambil mengejar dan berjajar denganku ia berteriak ayo cepat,. nanti jadi macet dan aku mengawal dari belakang. ia membuatku lemah, tangan kanan seakan dbuat lemas. ku tahan air mata yang sudah tak kuasa ingin terjatuh.
di pertigaan jalan, ia kembali mendekatiku. ia berkata" beloklah kekanan itu lebih pantas untukmu, dimana lingkungan akademik ada disana, kampus, kantor, dan toko buku.
aku biar belok kiri saja, itu tempatku bekerja. disana pasar, lingkungan kuli dan suasana yang panas..
ku biarkan terurai air mataku dibalik helm tanpa sepengetahuannya,.ku teriakkan pada Tuhanku,..
Aku menyayangi ayah,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar